Hujan sering
menghalangi keberangkatan, meluluhkan niat, membuat kebekuan pikiran
lalu mengeluh, "Yah hujan lagi~". Setiap hari akan hujan datang, bahkan
aku rindu dengan sore yang hangat cerah tanpa hujan dapat berjalan-jalan
sesenang hati, kataku, "Kapan hari cerah~"
Jika aku di
negara api hujan adalah nikmat, mendinginkan reaksi-reaksi otak yang
berlebihan, membuat suasana sedikit mendingin menyenangkan tak perlu
menyalakan kipas dan kesempatan memakai selimut, ku berkata, "Enak ya
hujan~" Senyum gembira.
Sekarang domisili
ku agak berubah dengan keadaan hampir setiap hari menjadi penjaga
markas yang tak punya kendaraan sendiri untuk berpindah tempat hujan
selalu menghalangiku pergi, membuatku berselimut tebal bagai dadar
gulung, menjadikan cucianku tak kering-kering, kataku, "Hujannya kok gak
mandek-mandek seh~"
Jika aku berusaha
dan itu gagal karena kekurangan dan kesalahanku tak apalah aku
mengerti, di setiap kegagalan memiliki hikmah tersendiri. Tapi
seringkali ketika kau menata semunya dengan rapi, ceria dan kering
tiba-tiba hujan datang merubah keadaan yang bahkan tak dapat ku tahu
kapan dia datang kapan dia berhenti, rasanya luluh dalam hujan. Keadaan
seperti itu sering membuatku menangis tidak hanya hujan seperti sakitnya
seseorang, percikan dan kehilangan. Hal yang tak bisa dikendalikan oleh
diri dan hanya Yang Maha Kuasa yang dapat mengendalikannya dan itu
berbeda dengan kegagalan setelah berusaha.
ingat beliau berkata, " Alhamdulillah hujan"
"klo gak hujan, payung barunya gak bakal dipakai" batinku
0 komentar:
Posting Komentar